Selasa, 24 Mei 2011

INDRA KULIT

INDRA PERABA
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
1. Susunan Kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.


Gbr. Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
2. Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

Fungsi Pengecap dan Penciuman

INDRA PENGECAP

Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak masing-masing rasa berbeda-beda yaitu :
1. Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
2. Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
3. Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
4. Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang

Indera Penciuman / Pencium = Hidung

Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu
dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah
busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan
tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:
Rongga Hidung
Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa
rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan
disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas :
Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi
Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara
Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya
yang berlapis
Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk
membersihkan jalan napas
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung
kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Masing-masing
rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka dari
dinding lateral. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-
menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke
belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.
Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior
yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara
longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, dan
inferior.
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan
napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan
udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru. Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori
atau penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini
berkurang sejalan dengan pertambahan usia.
Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :
a. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani
tigs proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan
dilakukan oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh
darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara
sebelum masuk ke Oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh darah
yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga
hidung. Dan pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang
dilapisi oleh mukosa.
b. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam
penerimaan sensasi bau.
c. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia
berfungsi sebagai ruang resonansi.
2. Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang
menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring
terdiri atas:
a. Nasopharinx
ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu Tuba
Eustachius dan Tuba Auditory
ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx, merupakan
bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah
b. Oropharynx
Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks menelan
berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk ke
saluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk
mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan
c. Laringopharynx
Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi
terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udara
masuk ke arah depan masuk ke laring.
3. Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar
adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami
penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit
di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan
Laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada
vertebrata cervical 4 sampai 6.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring
sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagi

Apa yang anda cium saat lewat di depan penjual sate padang yang sedang memanggang daging sate? Tentu saja aroma yang membangkitkan selera tercium oleh kita dan ujung-ujungnya kita pun makan sate padang yang nikmat.
Bagaimana sih cara alat indera tubuh manusia yang
bernama hidung menerima dan merasakan bau yang ada
di sekeliling kita, yuk kita pelajari.
Saat manusia baru lahir indera penciuman nya lebih kuat dari manusia dewasa karena
dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Asal tahu saja indera penciuman manusia
dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda.
Bagian-bagian hidung manusia
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut
denganNostri l. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang
yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi
lendir lengket.
Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang
tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut
denganPalate.
Mucous membrane berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini
membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan
partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
Cara kerja alat penciuman (hidung) manusia
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap
rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-
molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors).
Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta.
Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb
melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di
proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya
bau sate padang atau menyengat nya bau selokan

fungsi keseimbangan


Pengertian
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan
tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.
Definisi menurut OSullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan pusat gravitasi pada bidang
tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson,
keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi
kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan
aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk
mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of
gravity) terhadap bidang tumpu(base of support).Keseimbangan melibatkan
berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem
muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa
tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas
secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis :
kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu
berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan
dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika
bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari
integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik
termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang
dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,
cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan
eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi,
lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

.Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan
postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan
sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari
tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan
gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar
seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian
tubuh lain bergerak.
Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur yang terletak di dalam
tulang temporalis dekat koklea yaitu kanalis semisirkularis dan organ otolit
(sakulus dan utrikulus). Fungsi dari apparatus vestibularis adalah untuk
memberikan informasi yang penting untuk sensasi keseimbangan dan untuk
koordinasi gerakan ± gerakan kepala dengan gerakan mata dan postur tubuh.
Akselerasi atau deselerasi selama rotasi kepala ke segala arah
menyebabkan pergerakan endolimfe sehingga kupula ikut bergerak. Selain itu,
adanya Akselerasi atau deselerasi juga akan menimbulkan endolimfe mengalami
kelembaman dan tertinggal bergerak ketika kepala mulai berotasi sehingga
endolimfe yang sebidang dengan gerakan kepala akan bergeser ke arah
berlawanan dengan arah gerakan kepala ( contoh seperti efek membelok dalam
mobil). Hal ini juga menyebabkan kupula menjadi condong ke arah berlawanan
dengan arah gerakan kepala dan sel ± sel rambut di dalam kupula ikut bergerak
bersamaan dengan kupula. Apabila gerakan kepala berlanjut dalam arah dan
kecepatan yang sama maka endolimfe yang awalnya diam tidak ikut bergerak
(lembam) akan menyusul gerakan kepala dan sel rambut ± rambut akan kembali
ke posisi tegak. Ketika kepala melambat dan berhenti akan terjadi hal sebaliknya.
Sel rambut pada aparatus vestibularis terdiri dari satu kinosilium dan 20- 50
streosilia. Pada saat streosilia bergerak searah dengan kinosilium akan
meregangkan tip link , yang menghubungkan streosilia dengan kinosilium. Tip
link yang teregang akan membuka saluran ± saluran ion gerbang mekanis di sel ±
sel rambut sehingga akan menyebabkan Ca2+ dan K+ masuk ke dalam sehingga terjadi depolarisasi sedangkan pada saat streosilia bergerak berlawanan
arah dengan kinosilium maka tip link tidak teregang dan saluran-saluran ion
gerbang mekanis di sel-sel rambut akan tertutup sehingga akan menyebabkan
Ca2+ dan K+ tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terjadi hiperpolarisasi. Sel
rambut akan bersinaps pada ujung saraf aferen dan akan masuk ke dalam saraf
vestibular. Saraf ini akan bersatu dengan saraf koklearis menjadi saraf
vestibulokoklearis dan akan dibawa ke nukleus vestibularis di batang otak. Dari
nukleus vestibularis akan ke serebellum untuk pengolahan koordinasi, ke neuron
motorik otot ± otot ekstremitas dan badan untuk pemeliharaan keseimbangan dan
postur yang diinginkan, ke neuron motorik otot ± otot mata untuk control gerakan
mata, dan ke SSP untuk persepsi gerakan dan orientasi.
Pada sakulus dan utrikulus, sel ± sel rambut di organ otolit ini juga menonjol
ke dalam satu lembar gelatinosa diatasnya, yang gerakannya menyebabkan
perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel tersebut.
Proses ini sama dengan paa kanalis semisirkularis hanya saja pada sakulus dan
utrikulus terdapat otolith yang mengakibatkan gerakan akan menjadi lebih
lembam.Utrikulus berfungsi dalam posisi vertikal dan horizontal sedangkan
sakulus berfungsi dalam kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal.
Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
1)
Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty &
Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus
berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada
titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor
tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga
merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat
kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk  mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat
kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang
berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau
bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas
sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi
penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata.
Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada
sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta
sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem
labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala
dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular,
mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang
bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke
nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus
tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio
retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor
labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari
nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis,
terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal,
kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural).
Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot
postural
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta
persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui
kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input)
proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke
korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang
sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam
dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang
beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra
ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di
korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
2) Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles
response synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu
dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa
kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi
mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur
keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada
tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari
otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan
posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat
(kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam
melakukan fungsi gerak tertentu.
3) Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas.
Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya
peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot
menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun
beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan
dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem
saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin
banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula
kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar.
Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot
untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang
secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.
4) Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan
keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai
dengan karakteristik lingkungan.
5) Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan
mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan
keseimbangan yang tinggi.

a.Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat
gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah
titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara
merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam

fungsi indra pendengaran

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
1. Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.


 


a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
  1. Tiga saluran setengah lingkaran
  2. Ampula
  3. Utrikulus
  4. Sakulus
  5. Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
 
2. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

fungsi indra penglihatan dan implus penglihatan



Indera Penglihat
12 11 2008
Susunan indera penglihatan dalam garis besar terdiri dari:
1. Kedua mata (the eye).
2. Saraf optik, yaitu saluran saraf yang menghubungkan mata dengan otak (the visual
pathway).
3. Pusat penglihatan dalam otak (visural korteks).
Disamping itu terdapat organ-organ aseseori yang penting untuk melindungi dan
mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak mata, bulu mata, alis dan kelenjar air mata.
1. MataMata merupakan bagian indera yang fungsinya hanya terbatas pada menerima dan
menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke pusat-pusat penglihatan yang terletak di dalam otak. Mata merupakan organ penglihat (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya (foto sensitif).
Bagian bola mata manusia yang bertdedah ke permukaan anterior hanya 1/6 (seper-enam) bagian saja. Sedangkan sisanya terlindung dalamorbita mata. Secara anatomi, bola mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:
a. Sklera (selaput putih
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat, berfungsi untuk bagian-
bagian dalam bola mata dan untuk mempertahankan kekakuan bola mata.
b. Kornea
Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola mata. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh lapisan epitel yang berkesinambungan dengan epidermis yang disebutkonjungt iva.
2. Lapisan Vaskular, terdiri dari:
a. Koroid
Merupakan menbran tipis yang mengandung pigmen dan melapisi permukaan sebelah dalam sklera. Koroid mengandung banyak pembuluh darah yang menyalurkan nutrisi ke retina.
b. Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata, dengan jalan membesarkan atau mengecilkanpupil, yaitu lubang yang terletak di tengah-tengah iris.
Ketika mata berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang
terang otot sirkuler berkontraksi sehingga pupil mengecil, begitu pula sebaliknya.
Iris juga mempengaruhi warna mata seseorang, yaitu terkait dengan jumlah dan
sifat pigmen yang terkandung di dalamnya.
c. LensaLensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk dan memfokuskan
cahaya pada retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan tergantung pada
ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris.
Ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang viterus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama dengan humor akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.
d. Retina
Retina adalah bagian mata vertebrata yang peka terhadap cahaya, merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik (II). Retina tersusun atas lapisan jaringan saraf (sebelah dalam merupakan bagian visual) dan lapisan berpigmen (sebelah luar merupakan bagian non visual).
Lapisan jaringan saraf pada retina mengandung tiga daerah neuron yaitu:
1) Neuron Fotoreseptor
2) Neuron Bipolar
3) Neuron Ganglion
Neuron fotoreseptor berfungsi untuk menerima stimulus cahaya. Neuron fotoreseptor dapat dibedakan menjadiro ds (sel batang) dancones (sel kerucut). Sel batang mengandung pigmenrodospin yang dikhususkan untuk penglihatan hitam-putih dalam cahaya redup, serta untuk membedakan gelap dan terang serta tidak dapat menghasilkan yang berwarna. Sedangkan sel kerucut mengandung pigmeniodopsin, yang dikhususkan untuk melihat benda berwarna dan dapat menghasilkan bayangan yang tajam dalam cahaya terang.
Sel kerucut terpusat pada fovea sentral, suatau lekukan kecil padamakula
lutea. Makula lutea (bintik kuning) terdapat pada bagian posterior retina,
bersesuaian dengan sumbu visual mata. Bayangan hanya dapat direspon oleh
mata, jika jatuh pada binti kuning. Cahaya yang diterima oleh neuron-neuron
fotoreseptor diubah menjadi impuls syaraf, kemudian dihantarkan ke neuron
bipolar dan diteruskan ke neuron ganglion